Nama: Ricardo Izecson dos Santos Leite (Ricardo Kaka)
Lahir: Gama, FD, 22 April 1982
Kebangsaan: Brazil
Tinggi,Berat: 186 cm, 73 kg
Posisi: Gelandang serang (Attacking Midfielder)

Dodol Rumput Laut


Dodol rumput laut menjadi salah satu ikon kuliner khas NTB dan kerap menjadi buah tangan yang diincar oleh wisatawan lokal maupun luar negeri saat mengunjungi pulau Lombok.

Hj. Nimade Sari Utami, pesiunan pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi NTB, sejak tahun 1986 telah menjadikan usaha dodol rumput laut sebagai penambah penghasilan keluarganya. Ibu 4 anak ini telah menjual dodol rumput lautnya ke seluruh Indonesia, seperti daerah Jabodetabek, Jawa Barat, Bali dan sekitar pulau Lombok.Selain itu Sari telah memegang sertifikat hak cipta sebagai pencipta dodol rumput laut pertama di pulau Lombok.


Dodol Rumput Laut juga tidak mengandung santan seperti dodol kebanyakan. Hanya mengandung sari rumput laut dan gula. Oleh karena itu daya simpannya lebih lama.Selain aman dan sehat untuk dikonsumsi, rasa dodol rumput laut juga segar dan tidak membuat ‘eneg’ seperti dodol kebanyakan. Penampilannya juga sangat menarik. Dalam satu kemasan dodol rumput laut buatannya, terdiri dari beraneka warna.




Songket Lombok



SONGKET Lombok tak kalah indah dengan kain tenunan sejenis dari Padang atau Palembang. Akhir-akhir ini kain itu semakin banyak peminatnya, termasuk dari mancanegara, Eropa, Jepang, dan Australia. Songket Lombok yang pembuatannya secara tradisional memakan waktu lama. Tingkat kerumitan pembuatan songket tinggi, sehingga membutuhkan penenun dengan keterampilan dan ketelitian tinggi. Motif yang dikembangkan, antara lam kembang dan hewan, simbol daerah Lombok yang digunakan untuk upacara adat. Motif merak banyak dipilih kaum muda karena bersimbol cinta. Songket subahnale paling mahal, harganya mencapai Rp 2 juta denganpanjang 2 meter-4 meter.


Gerabah Lombok



Gerabah Lombok mempunyai ciri khas berwarna coklat dan hitam, biasanya dijual beraksen anyaman rumput atau rotan, seperti guci cobek, dan kendi dengan harga yang bervariatif hingga mencapai ratusan ribu. Jika di Yogyakarta anda mengenal desa Kasongan, di Lombok anda wajib mengenal Banyumulek. Karena Banyumulek sama seperti desa Kasongan yakni sebagai sentra industri kerajinan gerabah. Desa Banyumulek sendiri terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Cukli


Cukli adalah kerajinan yang terbuat dari kayu dan kulit kerang mutiara. Bentuknya bermacam ragam, dari alat-alat rumah tangga, meja, kursi, bufet, bingkai foto, cermin, kotak haji, hingga hiasan dinding. Kulit kerang mutiara yang ditempelkan di kayu itulah yang menjadi ciri utama cukli.

Mutiara Lombok


Mutiara Lombok yang dikenal dengan kualitas yang sangat bagus terbukti dalam waktu dekat ini di Lombok Sumbawa Pearl Festival yang dimulai 6 Mei lalu. Mutiara lombok banyak dibuat menjadi berbagai macam aksesories seperti gelang, cincin, giwang, anting, kalung, liontin, stelan, bros.

Anyaman Ketak


Anyaman Ketak adalah salah satu kerajinan yang ditinggalkan oleh nenek moyang masyarakat Lombok. Bahan dasar anyaman ketak adalah tamanan biasa disebut "Ketak" oleh masyarakat sekitar Lombok yang dalam bahasa latinnya disebut “Lygodium Circinatun” tanaman ini termasuk paku-pakuan yang menjalar pada tanaman induk/pokok. Anyaman ketak mula-mula berkembang sekitar tahun 1986 di Desa Nyurbaya Gawah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, karena bahan baku yang berlimpah disana. Pada tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, sehingga produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur. 

Bahan baku ketak, yang berasal dari tumbuhan liar di hutan Nusa Tenggara Barat (NTB) relatif sangat mudah didapat, karena pemerintah telah membudidayakan 25 hektar hutan ketak untuk dimanfaatkan warga membuat kerajinan dari bahan ini. Ketak yang tua digunakan sebagai tulang anyaman dan yang setengah matang untuk anyaman luar,  kemudian ketak yang berbentuk seperti akar memanjang tersebut dibelah-belah menjadi beberapa bagian, kemudian dijemur dan dipecah-pecah sesuai kebutuhan. Setelah itu, lanjutnya, ketak diangkat dan dihaluskan teksturnya, untuk kemudian dapat dibentuk sesuai desain yang diinginkan seperti tas, tempat tisu, tudung saji atau nampan.Usai dianyam, hasil kerajinan ketak tersebut dijemur selama dua hingga tiga hari, kemudian dioven dalam jangka waktu yang sama untuk mendapatkan warna alami ketak itu sendiri. Terakhir, dibersihkan dan diberi hiasan kain di bagian dalam tas. Dalam pewarnaan nya tidak menggunakan pewarna kimia. Metode oven disini adalah  metode pewarnaan dengan pengasapan.